Kamis, 08 Maret 2018

STRATEGI PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN WAKAF PRODUKTIF DI YAYASAN MUSLIMIN KOTA PEKALONGAN

ini pdfnya guys wakafproduktif.pdf

REVIEW JURNAL EKONOMI INTERNASIONAL Pengaruh Market To Book Value dan Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan Manufaktur di BEI

REVIEW JURNAL

Judul
Pengaruh Market To Book Value dan Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan Manufaktur di BEI[13]
Jurnal
E-Jurnal Manajemen
Volume, Nomor & Halaman
Vol. 5, No. 1, Hal. 355-384
Tahun
2016
Penulis
Ni Komang Reni Utami Dewi & Ni Ketut Purnawati
Reviewer
Bachtiar Rifa’i                        (2013112188)
Islahul Qonitah                       (2013114193)
Aris Munandar                        (2013114203)
LailatusSiami                          (2013114200)
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh market to book value terhadap keputusan hedging pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap keputusan hedging pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 6 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang menggunakan hedging.
Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi non prilaku. Data dikumpulkan dengan cara mengamati serta mencatat, dan mempelajari uraian-uraian dari buku, karya ilmiah berupa jurnal, skripsi, tesis, dokumen-dokumen yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan annual report pada periode pengamatan, serta mengambil data melalui internet yang terkait dengan penelitian ini, seperti melalui website www.idx.co.id.
Variabel Dependen
Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Forward Contract.
Forward Contract adalah persetujuan untuk membeli atau menjual suatu aset di masa depan pada harga yang disepakati. Atau dapat juga diartikan futures contractyang disesuaikan dengan kebutuhan (Madura, 2009:147)
Karakteristik dari forward Contract yaitu tidak perlu transfer tunai pada awal transaksi dimana transfer tunai hanya dilakukan pada saat jatuh tempo, mengandung risiko kredit, kontrak dibuat dengan kebutuhan dua pihak, digunakan khusus untuk hedging dan kontrak pada umumnya untuk jangka pendek.
Cara Mengukur Variabel Dependen
Pada penelitian ini forward contract dihitung dengan mengalikan  forward rate dengan nilai hutang impor perusahaan.
Variabel Independen
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu; X1 = Market to book value dan X2 = Likuiditas.
Hasil Penelitian
Bahwa market to book value (MTBV) secara signifikan berpengaruh positif  terhadap keputusan hedging. Ini berarti setiap peningkatan MTBV akan mengakibatkan nilai forward contract ikut meningkat. Likuiditas secara signifikan berpengaruh negatif terhadap keputusan hedging. Ini berarti setiap peningkatan likuiditas akan mengakibatkan forward contract menjadi menurun.
                                                                                                          

makalah pasar valuta asing


MAKALAH

EKONOMI INTERNASIONAL
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ekonomi Internasional
Dosen Pengampu : Hj. Rinda Asytuti, M.si



Disusun Oleh :
ISLAKHUL QONITAH
2013114193

JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2018



DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................. 1
BAB IPENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................... 2
B.     Rumusan Masalah.......................................................................... 2 
C.     Tujuan dan Manfaat Penulisan....................................................... 3 
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pasar Valuta Asing......................................................................... 4 
B.     Tipe Transaksi Valuta Asing.......................................................... 5 
C.     Jenis-Jenis Exposure....................................................................... 7 
D.    Hedging......................................................................................... 8 
E.     Review Jurnal............................................................................... 13
BAB IIIPENUTUP
Kesimpulan....................................................................................... 15
LAMPIRAN
Jurnal
DAFTAR PUSTAKA













BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Valuta asing (valas) merupakan suatu kegiatan membeli atau menjual mata uang suatu negara.Sementara kegiatan jual beli valuta asing membentuk suatu pasar yang disebut pasar valuta asing.Jika hanya ada satu uang di dunia ini, maka tidak akan ada pasar valuta asing. Pasar valuta asing ada karena ada perbedaan mata uang dunia dan ada kebutuhan akan valuta asing.
Pasar valuta asing merupakan pasar keuangan yang tumbuh pesat, dan mempunyai ukuran atau kapitalisasi yang sangat besar. Tidak ada pasar dari industri manapun yang bisa menyaingi nilai perputaran pasar valuta asing perharinya. Oleh karenanya, kondisi pasar valas global yang efisien sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi global. Pada akhirnya keberadaan pasar valas yang efisien dapat menjadi satu indikator kinerja riil dari perekonomian suatu negara.[1]
Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan transaksi internasional, yang melewati batas negara, yang sangat pesat. Perekonomian negara yang semakin terbuka akan semakin mendorong pertumbuhan transaksi internasional, dan demikian pasar valuta asing.
Seperti halnya pada saham, tentunya risiko yang dihadapi dalam transaksi valas ini cukup tinggi di mana pergerakan pasar yang tidak menentu, dan mengandung unsur spekulasi yang cukup besar. Sehingga investasi perlu dikelola dengan teknik-teknik manajemen sehingga risiko yang dihadapi dapat diminimalisir. Oleh karena itu, pada kesempatan ini sedikit akan dibahas mengenai pasar valuta asing serta manajemen perdagangan valuta asing.


B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang akan disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Apa pengertian pasar valuta asing?
b.      Apa saja tipe transaksi valuta asing?
c.       Apa saja jenis-jenis exposure?
d.      Apa pengertian hedging?
C.       Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahuai pengertian pasar valuta asing.
b.      Untuk mengetahui tipe transaksi valuta asing.
c.       Untuk mengetahui jenis-jenis exposur.
d.      Untuk mengetahui tentang hedging.

D.      Kegunaan Penulisan
Untuk melengkapi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional di program studi Ekonomi Syariah IAIN Pekalongan.














BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pasar Valuta Asing
Pasar valuta asing (bahasa Inggris: foreign exchange market, forex) atau disingkat valas merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Perdagangan mata uang berada di pasar valas yang mempunyai fungsi utama untuk mempermudah perdagangan dan investasi internasional.
Beberapa jenis pelaku bermain di pasar valas. Yang paling jelas adalah pihak yang membutuhkan valas, yaitu pihak eksportir dan importir yang melakukan transaksi perdagangan internasional. Kemudian untuk menjembatani kedua pihak tersebut, beberapa perantara berdiri, seperti broker, dealer, bank Internasional, Bursa Keuangan. Bank sentral juga sering kali bermain dipasar valas dengan tujuan mempengaruhi kurs valas. Pelaku di pasar valas juga bisa di bedakan menjadi pelaku di pasar antarbank, yang melibatkan pelaku besar seperti bank Internasional dan pelaku ritel. Contoh pelaku ritel adalah wisatawan yang ingin menukar uangnya agar bisa dibelanjakan di negara dimana dia akan berkunjung.
Beberapa fungsi pokok pasar valuta asing dalam membantu lalu-lintas pembayaran internasional yaitu:[2]
1) Mempermudah pertukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat dilakukan dengan sistem clearing seperti halnya yang dilakukan oleh bank-bank serta pedagang.
2) Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera diselesaikan pembayaran atau penyerahan barangnya, maka pasar valuta asing memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak jual beli dengan kredit.
3) Memungkinkan dilakukannya hedging. Seorang pedagang melakukan hedging apabila pada saat yang sama melakukan transaksi jual beli valuta asing yang berbeda, untuk menghilangkan / mengurangi risiko kerugian akibat perubahan kurs.

B.       Tipe Transaksi di Pasar Valuta Asing
Pertukaran satu mata uang dengan mata uang lain disebut transaksi valas (Foreign exchange transaction). Dalam transaksi dengan pelanggan nonbank, kebanyakan bank menggunakan kutipan langsung. Kutipan langsung berarti harga atau jumlah mata uang tuan rumah (domestik) per satu unit mata uang asing. Di Indonesia, dengan kutipan langsung,kurs mata uang rupiah-dolar akan ditulis Rp2.500/US$. Di Amerika Serikat, kutipan langsung dolar-rupiah akan ditulis $ 0,0004/Rp. Kutipan tidak langsung berarti harga atau jumlah mata uang asing per satu unit mata uang domestik. Di Indonesia, kurs rupiah-dolar akan ditulis dengan dengan kutipan tidak langsung sebagai $ 0,0004/Rp. Kutipan langsung dan tidak langsung berkebalikan. 1 dibagi 2.500 adalah 0,0004.
Tipe transaksi di pasar valas dibedakan menjadi transaksi spot dan transaksi  forward, namun valuta asing juga menyediakan instrumen swap. Berikut penjelasannya;
a.    transaksiSpot
Transaksi spot merupakan transaksi valuta asing dengan penyerahan saat itu juga (secara teoritis, meskipun dalam praktek transaksi spot diselesaikan dalam waktu dua atau tiga hari). [3]Beberapa transaksi bisa diselesaikan dalam waktu satu hari.Dalam transaksi spot, dibedakan tiga jenis transaksi:[4]
1.        Cash, dimana pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang lain diselesaikan pada hari yang sama.
2.        Tom, dimana pengiriman dilakukan pada hari berikutnya’
3.        Spot, dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 48 jam seelah perjanjian.
Dalam pasar spot, kutipan bisa dituliskan secara langsung maupun tidak langsung. Kutipan langsung Rp/$ di Indonesia bisa dituliskan sebagai Rp 2.500/$. Kutipan langsung dengan demikian menuliskan harga mata uang negara domestik terhadap satu unit mata uang asing. Bank biasanya menyediakan kutipan kurs beli-jual, seperti Rp2.500-Rp2.900/$. Kutipan tersebut mengatakan bahwa bank bersedia membeli dolar dengan harga Rp2.500,00 dan menjual dolar dengan Rp2.900,00. Selisih kurs tersebut (Rp400/$) merupakan keuangan bank tersebut.
b.    TransaksiForward
Transaksi forward merupakan transaksi valas dimana pengiriman mata uang dilakukan pada suatu tanggal tertentu di masa mendatang. Kurs dimana transaksi forward akan diselesaikan telah ditentukan pada saat kedua belah pihak menyetujui kontrak untuk membeli dan menjual. Waktu antara ditetapkannya kontrak dan pertukaran mata uang yang sebenarnya terjadi dapat bervariasi dari 2 minggu hingga satu tahun.[5] Tetapi jika jangka waktu yang lain diperlukan (misal empat bulan atau bahkan 55 hari), negosiasi bisa dilakukan. Negosisasi juga bisa dilakukan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, bisanya hanya untuk mata uang yang sering diperdagangkan, seperti Pondsterling, Mark Jerman, atau Yen Jepang.
Bank bisa memasuki pasar forward dengan posisi beli (membeli forward) atau posisi short (menjual forward). Sebagai contoh, bank yang membutuhkan dolar dan membayar dengan rupiah dikatakan memasuki kontrak forward dengan membeli dolar forward dengan rupiah, atau menjual rupiah forward dengan dolar. Biasanya transaksi forward di pasar antarbank dilakukan unuk menyeimbangkan (offset) posisi devisa neto yang berlawanan, yang timbul dari transaksi bank dengan perusahaan atau individu. Sebagai contoh, jika bank memiliki posisi short dalam mata uang yen, dan kemudian ingin menyeimbangkan posisi tersebut, maka bank akan memasuki kontrak forward dengan posisi long pada yen.[6]
c.    Swap
SWAP adalah suatu persetujuan dimana dua partisipan sepakat untuk membayar kewajiban atau menerima pendapatan dalam periode tertentu. SWAP di klasifikasikan berdasarkan karakteristik pembayarannya. Pada umumnya SWAP menawarkan dua layanan produk, antara lain: Interest Rate Swap dan Currency Swap. Interest Rate Swap adalah pertukaran antara dua partisan melakukan transaksi. Membayar kewajiban atau menerima pendapatandalam satu kurs mata uang yang sama.Misalnya: Salah satu partisan akan memberikan kewajibannya dengan ‘fixedrate’- bunga tetap dan partisan lain akan dibebankan dengan ‘floating rate’- bunga mengambang. Salah satu partisan bisa membayar kewajiban berdasarkan tingkat bunga tahunan dan partisan lain berdasarkan kesepakatan. Currency Swap, adalah pertukaran transaksi antara dua partisan dimana yang bersangkutan melakukan pembayaran/penerimaan dengan menggunakan duajenis kurs mata uang yang berbeda secara simultan. Standar pasar berlaku sesuai tingkat suku bunga tetap (fixed rate) untuk jangka waktu tertentu. Dan tingkat bunga ‘floating rate’ diperhitungkan sekali enam bulan dalam US dollar.[7]




C.       Jenis-Jenis Exposure
1.      Exposure Transaksi (Transaction Exposure)
Exposur semacam ini terjadi jika kontrak bisnis menggunakan harga tertentu dengan asumsi kurs yang yang tertentu, sementara kurs yang yang terjadi bisa berubah. Akibatnya timbul ketidakpastian besarnya aliran kas yang akan diterima dari kontrak tersebut.
2.      Exposure Operasi (Operating Exposure)
Ekoposur operasi timbul karena operasi perusahaan secara langsung atau tidak langsung akan dipengaruhi oleh perubahan kurs mata uang.
3.      Exposure Ekonomi (Economic Exposure)
Eksposur ekonomi di definisikan sebagai perubahan nilai perusahaan karena perusahaan kurs mata uang. Eksposur ini merupakan eksposur yang paling penting diperhatikan oleh manajer, karena tujuan manajemen kauangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan.
Menurut Madura (2006), eksposur ekonomi merupakan tingkat dimana nilai sekarang dari arus kas masa depan perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs.[8]
4.      Exposure Konversi (Translation Exposure)
Eksposur ini terjadi apabila laporan keuangan dipengaruhi oleh perubahan kurs mata uang.

D.      Hedging
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lastuti Abubakar yang berjudul “Transaksi Lindung Nilai (Hedging) dalam Praktik Perbankan dan Implikasinya Terhadap Pembaruan Hukum Kontrak Nasional” menjelaskan bahwa lindung nilai (hedging) berfungsi sebagai instrumen pengendalian risiko berupa kerugian akibat fluktuasi nilai tukar yang, yang manfaatnya dapat dirasakan baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha termasuk BUMN. Bagi bank, transaksi lindung nilai juga dapat meningkatkan kepercayaan terhadap pelaku usaha, mengingat dengan melakukan transaksi lindung nilai aktivitas perusahaan lebih mapan dan stabil, sehingga memberikan kemungkinan lebih besar bagi perusahaan untuk mendapatkan akses pembiayaan.[9]
Hedging merupakan suatu strategiuntuk mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh naiknya harga. Hedging ditujukan melindungi perusahaan dari perubahan nilai aliran kas yang dipunyai karena nilai suatu perusahaan di tentukan oleh present value aliran kas masuk bersih yang dipunyai perusahaan. Namun aktivitas hedging masih menjadi kontroversi, apakah perlu atau tidak. Karena hedging sendiri tidak dengan sendirinya menaikkan aliran kas masuk bersih yang dipunyai perusahaan.
Berikut ini beberapa argumen pro dan kontra penggunaan hedging;[10]
a.    Argumen Kontra
·         Manajemen seringkali melakukan kegiatan untuk kepentingan diri sendiri. Jika hedging dilakukan dengan tujuan semacam itu, maka hedging tidak akan meningkatkan nilai perusahaan.
·         Nilai yang diharapkan dari kegiatan hedging di pasar yang efisien adalah nol. Manajemen tidak bisa diharapkan menebak arah pasar dan mengharapkan keuntungan positif dari kegiatan hedging.
·         Manajemen seringkali melakukan kegiatan hedging untuk memanipulasi keuntungan akuntansi.
b.    Argumen Pro
·           Manajemen mempunyai informasi yang lebih baik mengenai operasi perusahaan dibandingkan pemegang saham individual.
·           Hedging dapat mengurangi ketidakpastian aliran kas, dan dengan demikian dapat meningkatkan perencanaan aliran kas di masa mendatang.
·           Perencanaan aliran kas yang yang baik bisa menurunkan kemungkinan kesulitan likuiditas, yaitu kurangnya kas untuk mendanai kegiatan operasional, dan meningkatkan kemungkinan perusahaan bisa memenuhi pembayaran kewajiban.
Jika suatu perusahaaan ingin melakukan hedging maka teknik-teknik hedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi transaction exposure antara lain adalah: [11]
o    Mengelola Foreign Exchange Risk
Transaction exposure dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain contractual, operating dan financial hedge. Contractual hedge ini meliputi kontrak forward, future, dan option. Sementara itu operating dan financial hedge meliputi penggunaan risk-sharing agreement, leads & lags, swap, dan strategi lainnya yang juga digunakan untuk mengatasi operating exposure.
o    Forward hedge
Cara yang paling sederhana dalam menghilangkan transaction exposure adalah dengan melakukan forward hedge. Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk mematok nilai valas untuk masa depan, yang sudah ditentukan sejak hari ini. Kontrak forward pada umumnya dilakukan dengan pihak bank sebagai counterparty.
Misalnya, sebuah perusahaan AS mengekspor ke Eropa, dan akan menerima pembayaran sebesar €50,000 dalam 90 hari ke depan. Misalnya spot rate saat ini adalah $1.2790/€, sementara 3-month forward rate adalah $1.2850/€. Dengan melakukan forward hedge, maka dalam 3 bulan mendatang perusahaan AS akan menerima €50,000 dan menukarkannya pada rate $1.2850/€, dan menerima $64,250. Dengan melakukan forward hedge berarti transaction exposure tereliminasi. Tanpa melakukan hedging, maka perusahaan terekspos oleh risiko pergerakan mata uang asing, bisagain ataupun loss
o    Futures hedge
Konsep dalam forward dan futures hedge pada dasarnya sama, yang berbeda adalah mekanismenya. Jika forward maka counterparty adalah bank, maka dalam futures ada perantara yakni clearing exchange. Kelemahan dari metode ini adalah penggunaan marked to market, sehingga dalam pergerakan harian bisa tercipta gain ataupun loss, dan jika margin tidak cukup kuat, maka bisa terkena call margin.
o    Money market hedge
Hedging di pasar uang yakni aktivitas lindung nilai untuk utang maupun piutang di masa depan, dengan cara mengambil posisi di pasar uang. Money market hedge meliputi aktivitas meminjam dan berinvestasi dengan mata uang yang berbeda.
Misalnya, jika sebuah perusahaan di Eropa punya piutang sebanyak $100,000, maka terekspos risiko jika nantinya Dollar melemah terhadap Euro. Untuk mengeliminasi risiko tersebut, maka perusahaan bisa mengambil pinjaman dalam Dollar, menukarnya ke Euro, kemudian berinvestasi pada pasar uang. Selanjutnya hasil pembayaran piutang tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman. 
o    Currency option hedge
Hedging menggunakan option yakni dengan menggunakan hak beli atau hak jual sejumlah mata uang asing pada tingkat harga tertentu untuk melakukan lindung nilai. Hedging options memungkinkan perusahaan untuk melindungi risiko pergerakan mata uang asing yang tidak diharapkan, juga memungkinkan perusahaan untuk menangguk untung.


Seandainya perusahaan tidak mau melakukan hedging, maka opsi yang dimilikinya untuk meminimalisir risiko valas adalah:
1.    Mentransfer risiko tersebut terhadap pihak lain. Misalnya, perusahaan Indonesia mengenakan harga jual produk ekspornya ke AS dalam Rupiah, bukannya Dollar. Sehingga, pihak lawan (importir AS) yang terekspos terhadap pergerakan mata uang Rupiah.
2.    Meminta pelunasan cepat. Risiko mata uang asing dapat diminimalisir jika perusahaan meminta pelunasan secepatnya, sehingga bisa menggunakan nilai mata uang spot.
3.    Melakukan netting. Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang punya banyak cabang dan melakukan banyak transaksi valas. Yang dilakukan adalah mengkonsolidasikan seluruh posisi mata uang asing dalam satu negara, dan dihitung net-nya dari transaksi-transaksi yang terjadi dengan pihak lain.[12]















E.       REVIEW JURNAL

Judul
Pengaruh Market To Book Value dan Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan Manufaktur di BEI[13]
Jurnal
E-Jurnal Manajemen
Volume, Nomor & Halaman
Vol. 5, No. 1, Hal. 355-384
Tahun
2016
Penulis
Ni Komang Reni Utami Dewi & Ni Ketut Purnawati
Reviewer
Bachtiar Rifa’i                        (2013112188)
Islahul Qonitah                       (2013114193)
Aris Munandar                        (2013114203)
LailatusSiami                          (2013114200)
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh market to book value terhadap keputusan hedging pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap keputusan hedging pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 6 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang menggunakan hedging.
Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi non prilaku. Data dikumpulkan dengan cara mengamati serta mencatat, dan mempelajari uraian-uraian dari buku, karya ilmiah berupa jurnal, skripsi, tesis, dokumen-dokumen yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan annual report pada periode pengamatan, serta mengambil data melalui internet yang terkait dengan penelitian ini, seperti melalui website www.idx.co.id.
Variabel Dependen
Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Forward Contract.
Forward Contract adalah persetujuan untuk membeli atau menjual suatu aset di masa depan pada harga yang disepakati. Atau dapat juga diartikan futures contractyang disesuaikan dengan kebutuhan (Madura, 2009:147)
Karakteristik dari forward Contract yaitu tidak perlu transfer tunai pada awal transaksi dimana transfer tunai hanya dilakukan pada saat jatuh tempo, mengandung risiko kredit, kontrak dibuat dengan kebutuhan dua pihak, digunakan khusus untuk hedging dan kontrak pada umumnya untuk jangka pendek.
Cara Mengukur Variabel Dependen
Pada penelitian ini forward contract dihitung dengan mengalikan  forward rate dengan nilai hutang impor perusahaan.
Variabel Independen
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu; X1 = Market to book value dan X2 = Likuiditas.
Hasil Penelitian
Bahwa market to book value (MTBV) secara signifikan berpengaruh positif  terhadap keputusan hedging. Ini berarti setiap peningkatan MTBV akan mengakibatkan nilai forward contract ikut meningkat. Likuiditas secara signifikan berpengaruh negatif terhadap keputusan hedging. Ini berarti setiap peningkatan likuiditas akan mengakibatkan forward contract menjadi menurun.
                                                                                                          











BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Pasar valuta asing merupakan pasar keuangan yang tumbuh pesat, dan mempunyai ukuran atau kapitalisasi yang sangat besar. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan transaksi internasional, yang melewati batas negara, yang sangat pesat. Tipe transaksi pasar valuta asing yaitu transaksi spot, transaksi forward dan transaksi swap.
            Jenis-jenis exposur ada empat, yaitu eksposur transaksi, eksposur operasi, eksposur ekonomi, dan eksposur konversi. Sementara hedging dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagaisuatu strategi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan risikopada suatu investasi lain. Terdapat perbedaan argumen mengenai hedging, pro dan kontra.

















DAFTAR PUSTAKA

Buku
Hanafi, Mamduh M. 2009. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Jurnal
Abubakar, Lastuti. 2016. Transaksi Lindung Nilai (Hedging) dalam Praktik Perbankan dan Implikasinya terhadap Pembaruan Hukum Kontrak Nasional. Jurnal Ekonomi. Vol. 11. No. 1:84-99.
Amalia, Henny Septiana. 2011. Analisis Efisiensi Informasi Pasar Valuta Asing Global di Empat Negara Menggunakan Uji Kointegrasi. Manajemen dan Akuntansi. Vol. 12 No. 2:133-137.
Butarbutar, Ferdinand. 2005. Menyiasati Pengelolaan Transaksi SWAP dalam Perdagangan Global. Jurnal Akuntansi. Vol. 5 No. 1:11-26
Fitriasari, Fika. 2011. Value Drivers Terhadap Nilai Pemegang Saham Perusahaan yang Hedging di Derivatif Valuta Asing. Manajemen Bisnis, Vol. 1 No. 01:89-102.
Reni, Ni Komang  & Ni Ketut Purnawati. 2016. Pengaruh Market To Book Value dan Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Manajemen. Vol. 5 No. 1:355-384.

Internet
Andri, Kefin. Valuta Asing dan Manajemen Risiko Trading Valas. 2013.file:///C:/Users/User/Documents/ValutaAsingdanManajemenRisikoTradingValas.htm.

Junaedi, Adnan. Pengertian Valuta Asing dan Risiko Valuta Asing. 2015.file:///C:/Users/User/Documents/TUGAS/Pengertian%20Valuta%20Asing%20dan%20Risiko%20Valuta%20Asing.htm.,


[1]Henny Septiana Amalia, “Analisis Efisiensi Informasi Pasar Valuta Asing Global di Empat Negara Menggunakan Uji Kointegrasi”, Manajemen dan Akuntansi, Vol. 12 No. 2, Oktober 2011, hal. 133.
[2]Mamduh M. Hanafi, Manajemen Keuangan Internasional, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2009) hlm. 130.
[3]Ibid., hlm. 159.
[4]Mudrajad Kuncoro, Manajemen Keuangan Internasional, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), hlm. 116.
[5]Ibid.
[6]Mamduh M. Hanafi, op.cit, hlm 138.
[7]Ferdinand Butarbutar, “Menyiasati Pengelolaan Transaksi SWAP dalam Perdagangan Global”, Jurnal Akuntansi, Vol. 5 No. 1, Januari 2005, hal. 20.
[8]Fika Fitriasari, “Value Drivers Terhadap Nilai Pemegang Saham Perusahaan yang Hedging di Derivatif Valuta Asing”, Manajemen Bisnis, Vol. 1 No. 01, April 2011.
[9]Lastuti Abubakar, “Transaksi Lindung Nilai (Hedging) dalam Praktik Perbankan dan Implikasinya terhadap Pembaruan Hukum Kontrak Nasional” Jurnal Ekonomi, Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hal. 99.
[10]Mamduh M. Hanafi,Op.cit, hlm. 248-249.
[11]Adnan Junaedi, Pengertian Valuta Asing dan Risiko Valuta Asing, 2015, file:///C:/Users/User/Documents/TUGAS/Pengertian%20Valuta%20Asing%20dan%20Risiko%20Valuta%20Asing.htm., diakses 7 Oktober 2017.
[12]Kefin Andri, Valuta Asing dan Manajemen Risiko Trading Valas, 2013, file:///C:/Users/User/Documents/ValutaAsingdanManajemenRisikoTradingValas.htm.diakses 7 Oktober 2017.
[13]Ni Komang Reni & Ni Ketut Purnawati, “Pengaruh Market To Book Value dan Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan Manufaktur di BEI”, Manajemen, Vol. 5 No. 1, 2016.

BUKALAH

MATERIAL HANDLING

MATERIAL HANDLING DAN TIPE TIEP LAYOUT SERTA PENENTUAN LAYOUT SECARA MAKSIMAL  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah M...