MAKALAH
EKONOMI INTERNASIONAL
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ekonomi Internasional
Dosen Pengampu : Hj. Rinda Asytuti, M.si

Disusun Oleh :
ISLAKHUL QONITAH
2013114193
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................. 1
BAB IPENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................... 2
B.
Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C.
Tujuan dan Manfaat Penulisan....................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pasar Valuta Asing......................................................................... 4
B.
Tipe Transaksi Valuta Asing.......................................................... 5
C.
Jenis-Jenis Exposure....................................................................... 7
D.
Hedging......................................................................................... 8
E.
Review Jurnal............................................................................... 13
BAB IIIPENUTUP
Kesimpulan....................................................................................... 15
LAMPIRAN
Jurnal
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Valuta
asing (valas) merupakan suatu kegiatan membeli atau menjual mata uang suatu negara.Sementara
kegiatan jual beli valuta asing membentuk suatu pasar yang disebut pasar valuta
asing.Jika hanya ada satu uang di dunia ini, maka tidak akan ada pasar valuta
asing. Pasar valuta asing ada karena ada perbedaan mata uang dunia dan ada
kebutuhan akan valuta asing.
Pasar
valuta asing merupakan pasar keuangan yang tumbuh pesat, dan mempunyai ukuran
atau kapitalisasi yang sangat besar. Tidak ada pasar dari industri manapun yang
bisa menyaingi nilai perputaran pasar valuta asing perharinya. Oleh karenanya,
kondisi pasar valas global yang efisien sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi global. Pada akhirnya keberadaan pasar valas yang efisien dapat menjadi
satu indikator kinerja riil dari perekonomian suatu negara.[1]
Pertumbuhan
tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan transaksi internasional, yang
melewati batas negara, yang sangat pesat. Perekonomian negara yang semakin
terbuka akan semakin mendorong pertumbuhan transaksi internasional, dan
demikian pasar valuta asing.
Seperti halnya pada
saham, tentunya risiko yang dihadapi dalam transaksi valas ini cukup tinggi di
mana pergerakan pasar yang tidak menentu, dan mengandung unsur spekulasi yang
cukup besar. Sehingga investasi perlu dikelola dengan teknik-teknik manajemen sehingga
risiko yang dihadapi dapat diminimalisir. Oleh karena itu, pada kesempatan ini sedikit
akan dibahas mengenai pasar valuta asing serta manajemen perdagangan valuta asing.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
perumusan masalah yang akan disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a.
Apa pengertian pasar valuta asing?
b.
Apa saja tipe transaksi valuta asing?
c.
Apa saja jenis-jenis exposure?
d.
Apa pengertian hedging?
C.
Tujuan Penulisan
a.
Untuk mengetahuai pengertian pasar valuta asing.
b.
Untuk mengetahui tipe transaksi valuta asing.
c.
Untuk mengetahui jenis-jenis exposur.
d.
Untuk mengetahui tentang hedging.
D.
Kegunaan Penulisan
Untuk
melengkapi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional di program studi Ekonomi
Syariah IAIN Pekalongan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pasar Valuta Asing
Pasar valuta asing (bahasa Inggris: foreign
exchange market, forex) atau disingkat valas merupakan suatu jenis
perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu
negara terhadap mata uang negara lainnya yang melibatkan pasar-pasar uang utama
di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Perdagangan mata uang berada di
pasar valas yang mempunyai fungsi utama untuk mempermudah perdagangan dan
investasi internasional.
Beberapa jenis pelaku bermain di pasar valas. Yang
paling jelas adalah pihak yang membutuhkan valas, yaitu pihak eksportir dan
importir yang melakukan transaksi perdagangan internasional. Kemudian untuk
menjembatani kedua pihak tersebut, beberapa perantara berdiri, seperti broker,
dealer, bank Internasional, Bursa Keuangan. Bank sentral juga sering kali
bermain dipasar valas dengan tujuan mempengaruhi kurs valas. Pelaku di pasar
valas juga bisa di bedakan menjadi pelaku di pasar antarbank, yang melibatkan
pelaku besar seperti bank Internasional dan pelaku ritel. Contoh pelaku ritel
adalah wisatawan yang ingin menukar uangnya agar bisa dibelanjakan di negara
dimana dia akan berkunjung.
Beberapa
fungsi pokok pasar valuta asing dalam membantu lalu-lintas pembayaran
internasional yaitu:[2]
1) Mempermudah pertukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu
negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat
dilakukan dengan sistem clearing seperti halnya yang dilakukan oleh bank-bank
serta pedagang.
2) Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera
diselesaikan pembayaran atau penyerahan barangnya, maka pasar valuta asing
memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak jual beli
dengan kredit.
3) Memungkinkan dilakukannya hedging. Seorang pedagang melakukan hedging
apabila pada saat yang sama melakukan transaksi jual beli valuta asing yang
berbeda, untuk menghilangkan / mengurangi risiko kerugian akibat perubahan
kurs.
B.
Tipe Transaksi di Pasar Valuta Asing
Pertukaran satu mata uang dengan mata uang lain
disebut transaksi valas (Foreign exchange transaction). Dalam transaksi
dengan pelanggan nonbank, kebanyakan bank menggunakan kutipan langsung. Kutipan
langsung berarti harga atau jumlah mata uang tuan rumah (domestik) per satu
unit mata uang asing. Di Indonesia, dengan kutipan langsung,kurs mata uang
rupiah-dolar akan ditulis Rp2.500/US$. Di Amerika Serikat, kutipan langsung
dolar-rupiah akan ditulis $ 0,0004/Rp. Kutipan tidak langsung berarti harga
atau jumlah mata uang asing per satu unit mata uang domestik. Di Indonesia,
kurs rupiah-dolar akan ditulis dengan dengan kutipan tidak langsung sebagai $
0,0004/Rp. Kutipan langsung dan tidak langsung berkebalikan. 1 dibagi 2.500
adalah 0,0004.
Tipe transaksi di pasar valas dibedakan menjadi
transaksi spot dan transaksi forward, namun
valuta asing juga menyediakan instrumen swap. Berikut penjelasannya;
a.
transaksiSpot
Transaksi spot merupakan transaksi valuta asing dengan
penyerahan saat itu juga (secara teoritis, meskipun dalam praktek transaksi
spot diselesaikan dalam waktu dua atau tiga hari). [3]Beberapa
transaksi bisa diselesaikan dalam waktu satu hari.Dalam transaksi spot, dibedakan
tiga jenis transaksi:[4]
1.
Cash, dimana
pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang lain diselesaikan pada hari
yang sama.
2.
Tom, dimana
pengiriman dilakukan pada hari berikutnya’
3.
Spot, dimana
pengiriman diselesaikan dalam tempo 48 jam seelah perjanjian.
Dalam pasar spot, kutipan bisa dituliskan secara
langsung maupun tidak langsung. Kutipan langsung Rp/$ di Indonesia bisa
dituliskan sebagai Rp 2.500/$. Kutipan langsung dengan demikian menuliskan
harga mata uang negara domestik terhadap satu unit mata uang asing. Bank biasanya
menyediakan kutipan kurs beli-jual, seperti Rp2.500-Rp2.900/$. Kutipan tersebut
mengatakan bahwa bank bersedia membeli dolar dengan harga Rp2.500,00 dan
menjual dolar dengan Rp2.900,00. Selisih kurs tersebut (Rp400/$) merupakan
keuangan bank tersebut.
b.
TransaksiForward
Transaksi forward merupakan transaksi valas dimana
pengiriman mata uang dilakukan pada suatu tanggal tertentu di masa mendatang.
Kurs dimana transaksi forward akan diselesaikan telah ditentukan pada saat
kedua belah pihak menyetujui kontrak untuk membeli dan menjual. Waktu antara
ditetapkannya kontrak dan pertukaran mata uang yang sebenarnya terjadi dapat
bervariasi dari 2 minggu hingga satu tahun.[5]
Tetapi jika jangka waktu yang lain diperlukan (misal empat bulan atau bahkan 55
hari), negosiasi bisa dilakukan. Negosisasi juga bisa dilakukan untuk jangka
waktu lebih dari satu tahun, bisanya hanya untuk mata uang yang sering
diperdagangkan, seperti Pondsterling, Mark Jerman, atau Yen Jepang.
Bank bisa memasuki pasar forward dengan posisi beli
(membeli forward) atau posisi short (menjual forward). Sebagai contoh, bank
yang membutuhkan dolar dan membayar dengan rupiah dikatakan memasuki kontrak
forward dengan membeli dolar forward dengan rupiah, atau menjual rupiah forward
dengan dolar. Biasanya transaksi forward di pasar antarbank dilakukan unuk
menyeimbangkan (offset) posisi devisa neto yang berlawanan, yang timbul dari
transaksi bank dengan perusahaan atau individu. Sebagai contoh, jika bank
memiliki posisi short dalam mata uang yen, dan kemudian ingin menyeimbangkan
posisi tersebut, maka bank akan memasuki kontrak forward dengan posisi long
pada yen.[6]
c.
Swap
SWAP
adalah suatu persetujuan dimana dua partisipan sepakat untuk membayar kewajiban
atau menerima pendapatan dalam periode tertentu. SWAP di klasifikasikan
berdasarkan karakteristik pembayarannya. Pada umumnya SWAP menawarkan dua
layanan produk, antara lain: Interest Rate Swap dan Currency Swap.
Interest Rate Swap adalah pertukaran antara dua partisan melakukan
transaksi. Membayar kewajiban atau menerima pendapatandalam satu kurs mata
uang yang sama.Misalnya: Salah satu partisan akan memberikan kewajibannya
dengan ‘fixedrate’- bunga tetap dan partisan lain akan dibebankan dengan
‘floating rate’- bunga mengambang. Salah satu partisan bisa membayar
kewajiban berdasarkan tingkat bunga tahunan dan partisan lain berdasarkan
kesepakatan. Currency Swap, adalah pertukaran transaksi antara dua
partisan dimana yang bersangkutan melakukan pembayaran/penerimaan dengan
menggunakan duajenis kurs mata uang yang berbeda secara simultan. Standar
pasar berlaku sesuai tingkat suku bunga tetap (fixed rate) untuk jangka
waktu tertentu. Dan tingkat bunga ‘floating rate’ diperhitungkan sekali enam
bulan dalam US dollar.[7]
C.
Jenis-Jenis Exposure
1.
Exposure Transaksi (Transaction Exposure)
Exposur semacam
ini terjadi jika kontrak bisnis menggunakan harga tertentu dengan asumsi kurs
yang yang tertentu, sementara kurs yang yang terjadi bisa berubah. Akibatnya
timbul ketidakpastian besarnya aliran kas yang akan diterima dari kontrak
tersebut.
2.
Exposure Operasi (Operating Exposure)
Ekoposur
operasi timbul karena operasi perusahaan secara langsung atau tidak langsung
akan dipengaruhi oleh perubahan kurs mata uang.
3.
Exposure Ekonomi (Economic Exposure)
Eksposur
ekonomi di definisikan sebagai perubahan nilai perusahaan karena perusahaan
kurs mata uang. Eksposur ini merupakan eksposur yang paling penting
diperhatikan oleh manajer, karena tujuan manajemen kauangan adalah
memaksimumkan nilai perusahaan.
Menurut Madura
(2006), eksposur ekonomi merupakan tingkat dimana nilai sekarang dari arus kas
masa depan perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs.[8]
4.
Exposure Konversi (Translation Exposure)
Eksposur ini
terjadi apabila laporan keuangan dipengaruhi oleh perubahan kurs mata uang.
D.
Hedging
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Lastuti Abubakar yang berjudul “Transaksi
Lindung Nilai (Hedging) dalam Praktik Perbankan dan Implikasinya
Terhadap Pembaruan Hukum Kontrak Nasional” menjelaskan bahwa lindung nilai (hedging)
berfungsi sebagai instrumen pengendalian risiko berupa kerugian akibat
fluktuasi nilai tukar yang, yang manfaatnya dapat dirasakan baik oleh
pemerintah maupun pelaku usaha termasuk BUMN. Bagi bank, transaksi lindung
nilai juga dapat meningkatkan kepercayaan terhadap pelaku usaha, mengingat
dengan melakukan transaksi lindung nilai aktivitas perusahaan lebih mapan dan
stabil, sehingga memberikan kemungkinan lebih besar bagi perusahaan untuk
mendapatkan akses pembiayaan.[9]
Hedging
merupakan suatu strategiuntuk mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh
naiknya harga. Hedging ditujukan melindungi perusahaan dari perubahan nilai
aliran kas yang dipunyai karena nilai suatu perusahaan di tentukan oleh present
value aliran kas masuk bersih yang dipunyai perusahaan. Namun aktivitas hedging
masih menjadi kontroversi, apakah perlu atau tidak. Karena hedging sendiri
tidak dengan sendirinya menaikkan aliran kas masuk bersih yang dipunyai
perusahaan.
Berikut ini
beberapa argumen pro dan kontra penggunaan hedging;[10]
a.
Argumen Kontra
·
Manajemen seringkali melakukan kegiatan untuk kepentingan diri
sendiri. Jika hedging dilakukan dengan tujuan semacam itu, maka hedging tidak
akan meningkatkan nilai perusahaan.
·
Nilai yang diharapkan dari kegiatan hedging di pasar yang efisien
adalah nol. Manajemen tidak bisa diharapkan menebak arah pasar dan mengharapkan
keuntungan positif dari kegiatan hedging.
·
Manajemen seringkali melakukan kegiatan hedging untuk memanipulasi
keuntungan akuntansi.
b.
Argumen Pro
·
Manajemen mempunyai informasi yang lebih baik mengenai operasi
perusahaan dibandingkan pemegang saham individual.
·
Hedging dapat mengurangi ketidakpastian aliran kas, dan dengan
demikian dapat meningkatkan perencanaan aliran kas di masa mendatang.
·
Perencanaan aliran kas yang yang baik bisa menurunkan kemungkinan
kesulitan likuiditas, yaitu kurangnya kas untuk mendanai kegiatan operasional,
dan meningkatkan kemungkinan perusahaan bisa memenuhi pembayaran kewajiban.
Jika suatu perusahaaan ingin
melakukan hedging maka teknik-teknik hedging yang pada umumnya digunakan untuk
mengatasi transaction exposure antara lain adalah: [11]
o
Mengelola Foreign Exchange Risk
Transaction exposure dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain contractual,
operating dan financial hedge. Contractual hedge ini meliputi kontrak forward,
future, dan option. Sementara itu operating dan financial hedge meliputi
penggunaan risk-sharing agreement, leads & lags, swap, dan strategi
lainnya yang juga digunakan untuk mengatasi operating exposure.
o
Forward hedge
Cara yang
paling sederhana dalam menghilangkan transaction exposure adalah dengan
melakukan forward hedge. Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk mematok
nilai valas untuk masa depan, yang sudah ditentukan sejak hari ini. Kontrak forward
pada umumnya dilakukan dengan pihak bank sebagai counterparty.
Misalnya,
sebuah perusahaan AS mengekspor ke Eropa, dan akan menerima pembayaran sebesar
€50,000 dalam 90 hari ke depan. Misalnya spot rate saat ini adalah
$1.2790/€, sementara 3-month forward rate adalah $1.2850/€. Dengan
melakukan forward hedge, maka dalam 3 bulan mendatang perusahaan AS akan
menerima €50,000 dan menukarkannya pada rate $1.2850/€, dan menerima $64,250.
Dengan melakukan forward hedge berarti transaction exposure
tereliminasi. Tanpa melakukan hedging, maka perusahaan terekspos oleh risiko
pergerakan mata uang asing,
bisagain ataupun loss.
o
Futures hedge
Konsep dalam forward dan futures
hedge pada dasarnya sama, yang berbeda adalah mekanismenya. Jika forward
maka counterparty adalah bank, maka dalam futures ada perantara
yakni clearing exchange. Kelemahan dari metode ini adalah penggunaan
marked to market, sehingga dalam pergerakan harian bisa tercipta gain ataupun
loss, dan jika margin tidak cukup kuat, maka bisa terkena call margin.
o
Money market hedge
Hedging di
pasar uang yakni aktivitas lindung nilai untuk utang maupun piutang di masa
depan, dengan cara mengambil posisi di pasar uang. Money market hedge
meliputi aktivitas meminjam dan berinvestasi dengan mata uang yang berbeda.
Misalnya, jika
sebuah perusahaan di Eropa punya piutang sebanyak $100,000, maka terekspos
risiko jika nantinya Dollar melemah terhadap Euro. Untuk mengeliminasi risiko
tersebut, maka perusahaan bisa mengambil pinjaman dalam Dollar, menukarnya ke
Euro, kemudian berinvestasi pada pasar uang. Selanjutnya hasil pembayaran
piutang tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman.
o
Currency option hedge
Hedging
menggunakan option yakni dengan menggunakan hak beli atau hak jual sejumlah
mata uang asing pada tingkat harga tertentu untuk melakukan lindung nilai. Hedging
options memungkinkan perusahaan untuk melindungi risiko pergerakan mata
uang asing yang tidak diharapkan, juga memungkinkan perusahaan untuk menangguk
untung.
Seandainya perusahaan tidak mau melakukan hedging,
maka opsi yang dimilikinya untuk meminimalisir risiko valas adalah:
1. Mentransfer risiko tersebut terhadap pihak lain. Misalnya, perusahaan
Indonesia mengenakan harga jual produk ekspornya ke AS dalam Rupiah, bukannya
Dollar. Sehingga, pihak lawan (importir AS) yang terekspos terhadap pergerakan
mata uang Rupiah.
2. Meminta pelunasan cepat. Risiko mata uang asing dapat diminimalisir jika
perusahaan meminta pelunasan secepatnya, sehingga bisa menggunakan nilai mata
uang spot.
3. Melakukan netting.
Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang punya banyak cabang dan melakukan
banyak transaksi valas. Yang dilakukan adalah mengkonsolidasikan seluruh posisi
mata uang asing dalam satu negara, dan dihitung net-nya dari
transaksi-transaksi yang terjadi dengan pihak lain.[12]
E.
REVIEW
JURNAL
Judul
|
Pengaruh Market To Book Value dan Likuiditas
Terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan Manufaktur di BEI[13]
|
Jurnal
|
E-Jurnal Manajemen
|
Volume, Nomor & Halaman
|
Vol. 5, No. 1, Hal. 355-384
|
Tahun
|
2016
|
Penulis
|
Ni Komang Reni Utami Dewi & Ni Ketut Purnawati
|
Reviewer
|
Bachtiar Rifa’i (2013112188)
Islahul Qonitah (2013114193)
Aris Munandar (2013114203)
LailatusSiami (2013114200)
|
Tujuan Penelitian
|
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh market to book value terhadap keputusan hedging pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengetahui pengaruh
likuiditas terhadap keputusan hedging pada perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia.
|
Subjek Penelitian
|
Subjek penelitian ini adalah 6 perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Indonesia yang menggunakan hedging.
|
Metode Penelitian
|
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode observasi non prilaku. Data dikumpulkan dengan
cara mengamati serta mencatat, dan mempelajari uraian-uraian dari buku, karya
ilmiah berupa jurnal, skripsi, tesis, dokumen-dokumen yang terdapat dalam Indonesian
Capital Market Directory (ICMD) dan annual report pada periode
pengamatan, serta mengambil data melalui internet yang terkait dengan
penelitian ini, seperti melalui website www.idx.co.id.
|
Variabel Dependen
|
Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Forward Contract.
Forward Contract adalah persetujuan untuk membeli
atau menjual suatu aset di masa depan pada harga yang disepakati. Atau dapat
juga diartikan futures contractyang disesuaikan dengan kebutuhan (Madura,
2009:147)
Karakteristik dari forward Contract yaitu
tidak perlu transfer tunai pada awal transaksi dimana transfer tunai hanya
dilakukan pada saat jatuh tempo, mengandung risiko kredit, kontrak dibuat
dengan kebutuhan dua pihak, digunakan khusus untuk hedging dan kontrak
pada umumnya untuk jangka pendek.
|
Cara Mengukur Variabel Dependen
|
Pada penelitian ini forward contract dihitung
dengan mengalikan forward rate
dengan nilai hutang impor perusahaan.
|
Variabel Independen
|
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu; X1 = Market
to book value dan X2 = Likuiditas.
|
Hasil Penelitian
|
Bahwa market to book value (MTBV) secara
signifikan berpengaruh positif
terhadap keputusan hedging. Ini berarti setiap peningkatan MTBV akan
mengakibatkan nilai forward contract ikut meningkat. Likuiditas secara
signifikan berpengaruh negatif terhadap keputusan hedging. Ini berarti setiap
peningkatan likuiditas akan mengakibatkan forward contract menjadi
menurun.
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pasar valuta asing merupakan pasar
keuangan yang tumbuh pesat, dan mempunyai ukuran atau kapitalisasi yang sangat
besar. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan transaksi
internasional, yang melewati batas negara, yang sangat pesat. Tipe transaksi
pasar valuta asing yaitu transaksi spot, transaksi forward dan transaksi swap.
Jenis-jenis exposur ada empat, yaitu
eksposur transaksi, eksposur operasi, eksposur ekonomi, dan eksposur konversi.
Sementara hedging dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagaisuatu strategi
yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan risikopada suatu
investasi lain. Terdapat perbedaan argumen mengenai hedging, pro dan kontra.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Hanafi,
Mamduh M. 2009. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Kuncoro,
Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Jurnal
Abubakar,
Lastuti. 2016. Transaksi Lindung Nilai (Hedging) dalam Praktik Perbankan dan
Implikasinya terhadap Pembaruan Hukum Kontrak Nasional. Jurnal Ekonomi.
Vol. 11. No. 1:84-99.
Amalia,
Henny Septiana. 2011. Analisis Efisiensi Informasi Pasar Valuta Asing Global
di Empat Negara Menggunakan Uji Kointegrasi. Manajemen dan Akuntansi. Vol.
12 No. 2:133-137.
Butarbutar,
Ferdinand. 2005. Menyiasati Pengelolaan Transaksi SWAP dalam Perdagangan
Global. Jurnal Akuntansi. Vol. 5 No. 1:11-26
Fitriasari,
Fika. 2011. Value Drivers Terhadap Nilai Pemegang Saham Perusahaan yang
Hedging di Derivatif Valuta Asing. Manajemen Bisnis, Vol. 1 No. 01:89-102.
Reni, Ni
Komang & Ni Ketut Purnawati. 2016. Pengaruh
Market To Book Value dan Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan
Manufaktur di BEI. Manajemen. Vol. 5 No. 1:355-384.
Internet
Andri,
Kefin. Valuta Asing dan Manajemen Risiko Trading Valas. 2013.file:///C:/Users/User/Documents/ValutaAsingdanManajemenRisikoTradingValas.htm.
Junaedi,
Adnan. Pengertian Valuta Asing dan Risiko Valuta Asing. 2015.file:///C:/Users/User/Documents/TUGAS/Pengertian%20Valuta%20Asing%20dan%20Risiko%20Valuta%20Asing.htm.,
[1]Henny Septiana
Amalia, “Analisis Efisiensi Informasi Pasar Valuta Asing Global di Empat
Negara Menggunakan Uji Kointegrasi”, Manajemen dan Akuntansi, Vol. 12 No.
2, Oktober 2011, hal. 133.
[2]Mamduh M.
Hanafi, Manajemen Keuangan Internasional, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,
2009) hlm. 130.
[4]Mudrajad
Kuncoro, Manajemen Keuangan Internasional, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,
2001), hlm. 116.
[7]Ferdinand
Butarbutar, “Menyiasati Pengelolaan Transaksi SWAP dalam Perdagangan Global”,
Jurnal Akuntansi, Vol. 5 No. 1, Januari 2005, hal. 20.
[8]Fika
Fitriasari, “Value Drivers Terhadap Nilai Pemegang Saham Perusahaan yang
Hedging di Derivatif Valuta Asing”, Manajemen Bisnis, Vol. 1 No. 01, April
2011.
[9]Lastuti
Abubakar, “Transaksi Lindung Nilai (Hedging) dalam Praktik Perbankan dan
Implikasinya terhadap Pembaruan Hukum Kontrak Nasional” Jurnal Ekonomi,
Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hal. 99.
[10]Mamduh M. Hanafi,Op.cit,
hlm. 248-249.
[11]Adnan Junaedi,
Pengertian Valuta Asing dan Risiko Valuta Asing, 2015, file:///C:/Users/User/Documents/TUGAS/Pengertian%20Valuta%20Asing%20dan%20Risiko%20Valuta%20Asing.htm., diakses 7
Oktober 2017.
[12]Kefin Andri, Valuta Asing dan Manajemen Risiko Trading Valas, 2013,
file:///C:/Users/User/Documents/ValutaAsingdanManajemenRisikoTradingValas.htm.diakses 7 Oktober 2017.
[13]Ni Komang Reni
& Ni Ketut Purnawati, “Pengaruh Market To Book Value dan Likuiditas
Terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan Manufaktur di BEI”, Manajemen,
Vol. 5 No. 1, 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar